– Lukas menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain ketika ia menuliskan kisah kehidupan dan pelayanan Yesus, lalu menyampaikannya kepada Teofilus, seorang pejabat Romawi yang dipengaruhi oleh pengajaran Romawi & filsafat Yunani, sehingga sulit memercayai hal-hal yang mustahil atau tidak masuk akal. Menghadapinya, Lukas memulai kisahnya dengan pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis.
– Nama Lukas mungkin tak banyak disebut seperti para rasul lain, tetapi tulisannya tak bisa dianggap remeh. Buktinya, kita, yang hidup ribuan tahun setelah zaman Yesus, masih mendapatkan manfaat dari tulisan Lukas.
– Betapa bahagianya ketika kesempatan hidup yang Tuhan berikan dapat kita maksimalkan untuk bermanfaat bagi sesama. Kita dapat memulainya lewat hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan dengan konsisten setiap hari. Mintalah agar Tuhan memberkati & memakainya supaya menjadi berkat bagi orang lain, bahkan menjadi kesaksian yang hidup agar nama Tuhan dimuliakan.
– Lukas memulai tulisannya dengan kisah keluarga Zakharia dan Elisabet (5) yang bergumul karena belum memiliki anak hingga masa tua mereka(7). Padahal, mereka hidup benar & setia di hadapan Tuhan (6) serta sudah berdoa sekian lama, tetapi Tuhan belum juga menjawab.
– Meski demikian, Zakharia tetap percaya & setia melayani Tuhan. Pada waktu ia mendapat giliran dari rombongan keimamannya untuk membakar ukupan di Bait Allah (9), malaikat Gabriel datang membawa pesan bahwa Tuhan telah mendengar doa mereka. Mereka akan dikaruniai seorang anak laki-laki (13).
– Namun berita indah ini justru membuat Zakharia bimbang karena fakta bahwa ia dan isterinya sudah tua (18). Akibatnya, ia menjadi bisu (20, 22)! Namun ketidakpercayaan Zakharia tidak membuat Allah menarik perkataan-Nya. Beberapa waktu kemudian Elisabet pun mengandung (24).
– Meragukan jawaban Tuhan terhadap doa-doa mungkin kita alami juga tatkala menghadapi masalah yang tak teratasi dalam jangka waktu lama. Walau demikian, jangan bimbang. Tetaplah berharap karena tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Tuhan.
– Malaikat Gabriel juga datang kepada Maria, seorang perawan yang belum bersuami, memberitahukan bahwa ia akan mengandung. Sejak dahulu orang yang hamil tanpa status pernikahan itu dianggap aib. Dalam budaya Yahudi tempat Maria hidup, hukumannya dirajam batu karena dianggap berzinah.
– Tetapi Maria memilih taat atas berita itu. Ia tidak menolak perintah Tuhan, tetapi menerimanya dengan sepenuhnya berserah kepada Allah. Maria tahu bahwa Allah, yang kepada-Nya ia percaya, berkuasa menolong & melindunginya.
– Setiap hari kita diperhadapkan pada ujian yang menuntut keteguhan iman. Kehormatan dan kehidupan dipertaruhkan. Tak sedikit orang yang ketika mengalaminya, imannya gugur & meragukan Tuhan. Mereka takut direndahkan, takut kehilangan pekerjaan, takut dihukum, dan lain-lain. Karena itu, belajarlah dari ketaatan & kesetiaan Maria yang dengan rendah hati & keteguhan hati memilih taat kepada Allah walaupun terbayang risiko hukuman rajam yang harus diterimanya. Walau gentar, ia tetap memilih taat akan Allah.
– Setelah mndengar kabar tentang kehamilan Elisabet pada masa tuanya, Maria pun pergi mengunjungi Elisabet (40). Mungkin ia juga ingin berbagi pengalaman dengan Elisabet.
– Kedatangan Maria mendapat sambutan yang luar biasa, baik dari Elisabet maupun dari bayi yang berada di dalam kandungan Elisabet, yang melonjak penuh sukacita karena mendapat kehormatan atas kunjungan ibu dari Tuhan mereka (41,45).
– Meski Elisabet juga mengalami karya Allah di dalam kehamilannya, tetapi ia tahu berkat istimewa lebih layak diterima Maria oleh karena anak yang sedang berada dalam kandungan Maria.
– Kedua wanita ini telah mengalami karya Tuhan dalam hidup mereka. Iman & sukacita atas janji Tuhan kepada mereka melahirkan sebuah pertemuan yang saling meneguhkan & kemudian berujung pada puji-pujian kepada Allah.
– Begitulah seharusnya, kehidupan di antara sesama orang beriman. Iman akan janji & karya Tuhan dalam kehidupan pribadi serta sukacita yang lahir karena semua itu, seharusnya membuat kita tidak menikmatinya sendiri, melainkan berbagi. Itu akan membuat kita saling menguatkan & menghibur.
– Alangkah indahnya bila kita yang telah mengalami anugerah dan keajaiban dari Tuhan dapat bertemu & saling berbagi. Ini akan mendatangkan sukacita dan membuat kita saling menguatkan. Melaluinya, akan ada gairah & kekuatan untuk bersama-sama menjalani kehendak Tuhan.
– Bagi orang Yahudi, penamaan anak dengan nama ayahnya termasuk penting dan menyiratkan bahwa anak ini akan “berjalan mengikuti langkah-langkah ayahnya,” melanjutkan nama ayahnya & dengan demikian karyanya juga.
– Zakharia & Elisabet dengan menamai anaknya Yohanes sesuai perintah Tuhan, adalah menyatakan bahwa mereka siap dan rela jika anaknya meninggalkan keluarga, pekerjaan & keberlanjutan dia dalam generasi berikut keluarganya.
– Demikian juga kita sebagai orang Kristen, murid Kristus dan pengikut Yesus Kristus, ketika kita percaya pada Yesus untuk hidup yang kekal, kita mendapatkan nama baru, nama yang dunia tidak akan berikan kepada kita, nama yang memberitahu semua orang bahwa kita akan menjadi berbeda. Itulah Kristen. Hal yang sama yang bisa dikatakan untuk kita semua pada hari ini yang mengklaim nama Yesus Kristus yang mulia sebagai Tuhan & Juruselamat kita.
– Panggilan itu diberikan kepada kita saat kita percaya, di hari ketika kita mempercayai Allah kita & FirmanNya serta menerima karunia hidup kekal yang Dia tawarkan kepada kita. Sebelum perubahan nama itu, kita adalah Graceless, kita duniawi.
– Tidak peduli apa yang ada di masa lalu kita, sekarang kita memiliki nama baru, masa depan yang baru, dan identitas baru di dalam Yesus Kristus. Sebagaimana Yohanes Pembaptis menghidupi nama barunya, marilah kita menghidupi nama kita juga.