– Kisah Herodes dan Herodias merupakan peringatan bagi kita bahwa orang yang menolak kebenaran akan terjerat terus dalam dosa. Selanjutnya, dosa yang satu akan melahirkan dosa yg lain bila orang mengeraskan hati untuk bertobat. Di sisi lain, dosa itu sendiri akan menimbulkan perasaan bersalah & ketidakbahagiaan di dalam hidup kita selama kita belum membereskannya di hadapan Tuhan dan mengalami pembaruan oleh Roh Kudus.
– Oleh karena itu, marilah kita bertobat. Bila kita menerima teguran atas kesalahan kita, baik dari firman Tuhan yang kita dengar ataupun dari orang lain, jangan keraskan hati. Mintalah pengampunan dari Tuhan agar kita hidup dalam sukacita & damai sejahtera karena hubungan kita dengan Tuhan yang telah dibereskan. Kita juga terbebas dari perasaan bersalah dan terhindar dari jerat dosa hingga tidak melakukan perbuatan dosa yang lain.
– Yohanes Pembaptis telah mati, tetapi kematiannya membongkar kebobrokan manusia hingga ke akarnya. Sedangkan Herodias janganlah kita tiru. Dia adalah perempuan yang sangat berbahaya. Meskipun secara hukum dia tidak mempunyai kuasa seperti Herodes, tetapi secara fakta dia lebih kejam dan sanggup memanfaatkan Herodes demi kepentingan pribadinya.
– Orang-orang licik yang merancangkan hal-hal yang licik, adalah sama dengan Herodias. Biarlah kita belajar menjadi orang yang tulus. Tidak ada agenda tersembunyi untuk kepentingan pribadi kita, dan tidak ada niat mencari keuntungan diri atau merasa iri hati & menyimpan dendam sehingga berusaha menjatuhkan orang lain.
– Ketika mendengar bahwa Yohanes telah meninggal, Yesus lalu pergi ke tempat sunyi untuk mencari keheningan. Pada sisi kemanusiaan-Nya, Yesus merasakan apa yang dirasakan oleh manusia pada umumnya. Dukacita atas meninggalnya Yohanes Pembaptis merupakan hal yang manusiawi. Tetapi Yesus tidak membiarkan diri-Nya larut oleh perasaan-Nya. Dia tetap berkarya karena belas kasihan-Nya kepada orang banyak.
– Yesus sungguh-sungguh mempraktikkan ajaranNya, yaitu menyangkal diri. Dia menyangkal keberadaanNya yang sedang butuh hiburan & waktu utk menyepi serta merenung. Dia memilih untuk berkarya bagi banyak orang & memberi makan 5000 orang.
– Orang percaya dipanggil Allah untuk menjadi terang & garam dunia. Adakah belas kasihan kita masih terasah saat melihat kondisi yang membutuhkan uluran tangan kita? Siapkah kita meninggalkan zona kenyamanan demi meneladani Kristus yang adalah sumber & pusat hidup dari perbuatan baik kita?
– Pada suatu pagi buta, ketika murid-murid Yesus sedang melawan gelombang yang menerjang perahu mereka (24-25), bisa jadi mereka mulai putus asa saat badai kian mengganas, lalu Yesus mendatangi mereka dengan cara yang tidak terduga & merekapun ketakutan & mengira Yesus adalah hantu (26). Untuk mengusir keraguan, Petrus meminta diizinkan berjalan di atas air mendekati Yesus (28). Selama matanya tertuju kepada Yesus, ia dapat melangkah di atas gelombang danau yang sedang mengamuk. Namun, saat perhatiannya beralih pada situasi sekitarnya, rasa takut menyergapnya, imannya goyah, dan ia mulai tenggelam (30).
– Tampaknya kondisi yang berat “membutakan” para murid. Mereka tak mengenali Yesus di tengah angin sakal. Petrus seharusnya yakin karena dia berjalan menuju Yesus. Namun nyatanya, tiupan angin menggoyahkan imannya. Tetapi setibanya mereka di Genesaret, orang banyak dapat mengenali Yesus & banyak orang sakit yang datang kepadaNya minta tolong untuk disembuhkan.
– Kadang permasalahan bisa membuat orang tak jernih dalam memandang kondisinya. Orang yang sedang berada di tengah permasalahan ekonomi yang terpuruk bisa lupa akan karya Tuhan dalam hidupnya & merasa bahwa Tuhan tidak mengasihi dia & keluarganya. Hal yang sama dapat terjadi bagi orang yang menderita sakit menahun. Mereka bisa lupa bahwa Tuhan tidak tertidur & tetap berkarya untuk menguatkan dan meneguhkan mereka. Jika sudah lupa, orang tidak lagi punya semangat hidup, bisa jadi mencari jalan lain di luar kuasa Tuhan.
– Bagaimana dengan pengalaman kita masing-masing? Apakah mata hati kita masih jernih sehingga dapat mengenali karya Tuhan? Ataukah permasalahan telah membutakan kita? Berdoalah supaya Tuhan memampukan kita memiliki kejernihan hati melihat hidup ini dan tidak takut menjalaninya.
– Ketika harus berjalan di tengah situasi yang pelik, atau kita sedang diterpa rasa takut, seperti hendak tenggelam ditelan arus masalah; Ingatlah! Selama mata kita tertuju pada Yesus, maka kita dapat melangkah di atas gelombang hidup ini. Fokuskan pandangan hanya pada Yesus, bukan pada besarnya masalah. Ulurkan tangan untuk mendapatkan pertolonganNya. Yesus berkata, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”(27). BERSAMA YESUS KITA DAPAT MELANGKAH DI ATAS GELOMBANG BADAI KEHIDUPAN.