Pembacaan Alkitab Tgl 26 Juli 2019

Markus 6

– Kita perlu belajar dari Sang Guru yaitu Yesus, yang tidak marah karena ditolak oleh orang-orang sekotanya sendiri. Dia bahkan menahan diri untuk tidak banyak melakukan mukjizat di sana. Mungkin Yesus kecewa, tetapi dia tidak marah. Yesus tahu memang tak mudah bagi kerabat & temannya yang dahulu menerima Dia yang sekarang. Mereka masih hidup dalam masa lalu. Mereka sulit menerima diri-Nya yang sekarang.

– Kita pun perlu belajar sabar seperti Yesus. Dengan berbagai kelemahan manusiawi, memang tidak mudah bagi kita memahami karya Allah dalam Yesus. Manusia sering salah mengartikan-Nya karena mengandalkan kekuatannya yang terbatas. Untuk itu, kita perlu memohon hati yang jernih untuk memahami karya keselamatan dalam Kristus.

– Ada orang yang memiliki kecenderungan untuk mengubah keyakinan atau perilakunya agar sesuai dengan perilaku orang lain. Herodes adalah contoh sosok yang mengubah keyakinannya agar sesuai dengan keinginan Herodias.

– Kesimpulan Herodes bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis merupakan bentuk penyesalan dari perasaan bersalah karena telah menghukum mati Yohanes (20). Rasa takut ditolak oleh Herodias membuat Herodes kehilangan integritas. Nilai-nilai penting yang dihayatinya tidak dilakukan karena desakan orang-orang di sekitarnya.

– Kehidupan orang Kristen sering diperhadapkan pada situasi sulit. Kadang kita seperti dihadapkan pada pilihan untuk memilih nilai-nilai yang diajarkan Yesus atau meninggalkan semuanya. Belajarlah dari Yesus yang menghindari konformitas semu & tetap menjalankan kebenaran sesuai kehendak Bapa.

– Setelah melakukan pekerjaan pelayanan seharian, Yesus & para murid-Nya kelelahan, bahkan mereka tidak sempat makan & beristirahat (31). Yesus pun mengajak para murid untuk mencari tempat sunyi (31) untuk beristirahat sejenak. Namun ada orang banyak yang mengikuti Yesus untuk mendengarkan ajaranNya.

– Tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan. IA rela meninggalkan kenyamanan & menerima kehadiran banyak orang. Mereka yang datang kepadaNya merasakan berkat. Sebagai pengikut Yesus, bersediakah kita meneladani Dia meninggalkan kenyamanan untuk memedulikan sesama yang membutuhkan?

– Yesus mengajarkan kita untuk tetap berdoa meski sehari-hari sibuk. Injil menceritakan bahwa setelah Yesus seharian mengajar & melayani banyak orang, Ia pergi ke bukit untuk berdoa (46). Bukit merupakan tempat yang sunyi, jauh dari hiruk pikuk. IA berdoa karena perlu mengambil waktu untuk bersekutu dengan Bapa. Dengan berdoa, Dia mempersiapkan diri bagi pekerjaan baru yang akan dilakukan-Nya.

– Yesus juga memahami apa yang ada dalam benak para murid ketika mereka dalam ketakutan. Ia mengatakan, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”(50).

– Ketika berada di tengah badai hidup, menjadi tenang bukan perkara gampang. Di tengah amukan badai hidup, kita cenderung mudah melihat hantu, daripada melihat Tuhan. Padahal IA ada bersama kita. Tindakan Yesus yang tekun berdoa secara langsung mengajak kita untuk membiasakan diri berdoa. Dengan begitu, kita akan mendapatkan ketenangan.

– Doa yang terus-menerus membuat kita dekat dengan Tuhan. Doa menjauhkan kita dari putus asa. Berdoa dengan tekun meredakan hawa nafsu yang menggoda hidup. Doa melahirkan kelembutan hati & perasaan yang tenang. Ketenangan batin menumbuhkan keberanian untuk hidup & tidak mudah menyerah dalam tantangan. Sesibuk apa pun, tetaplah berdoa!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *