– Setelah melihat Yesus membuat mukjizat yang hebat dengan memberi makan 5000 orang hanya dengan 5 roti & 2 ikan, banyak orang datang mencari Yesus karena ingin menjadikanNya sebagai raja mereka(22-24). Yesus lalu membongkar motivasi mereka yang terdalam (25-26). Tujuan mereka mencari Yesus hanya untuk kepentingan yang bersifat sementara. Maka Yesus menegaskan bahwa seharusnya mereka melihat mukjizat sebagai tanda yang menyingkapkan identitas-Nya.
– Pemberian makan secara ajaib itu menyingkapkan bahwa Yesus adalah Allah yang sejati, sumber kehidupan, dan pemelihara umat-Nya. IA adalah Mesias sejati yang disahkan oleh Bapa (27). Oleh sebab itu orang banyak yang mencari Dia seharusnya berfokus pada berkat yang bersifat kekal, bukan yang sementara.
– Yang mereka inginkan adalah roti jasmani untuk kebutuhan mereka sehari-hari. Namun Yesus berkata bahwa Dia telah diutus untuk menjadi roti rohani mereka; Dia akan menyediakan kebutuhan jiwa mereka hari demi hari. Jika dengan iman mereka sungguh-sungguh menerima & mempercayai firman dan hidup-Nya di dalam jiwa mereka, mereka akan mengalami kepuasan yang kekal (35).
– Yesus tidak ingin menjadi semacam bahan makanan alternatif dalam menu hidup kita; Dia ingin menjadi bahan pokok yang utama dalam kehidupan kita, makanan kita yang “terpenting”.
– Seperti halnya orang-orang Yahudi di abad pertama yang tidak bisa membayangkan hidup tanpa roti jasmani, janganlah kita berusaha menjalani hidup tanpa Yesus, Roti Rohani kita, Roti yang Hidup! Hanya Yesus, yang dapat mengaruniakan kita berkat yang bersifat kekal.
– Namun, orang banyak kembali salah mengartikan penjelasan Yesus. Mereka berpikir berkat kekal yang Yesus tawarkan bisa diperoleh dengan cara mengerjakan sesuatu (28). Padahal satu-satunya yang bisa mereka “kerjakan” adalah “percaya” Dia sebagai Mesias yang diutus Allah (29).
– Datang kepada Yesus untuk menolong kita dalam setiap pergumulan adalah benar. Namun, apakah kita hanya memerlukan Dia sebatas kebutuhan sementara kita? Ingatlah bahwa Yesus sendiri jauh lebih berharga daripada segala berkat. Maka yang lebih penting adalah percaya Dia sebagai Tuhan & nikmati hidup yang berarti dan kekal di dalam Dia.
– Banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia karena mereka tidak sanggup mendengarkan perkataan (firman) yang keras (60-66).
– Yang dimaksud dengan keras di sini bukanlah sukar dimengerti, melainkan sukar diterima. Reaksi yang tidak baik terhadap firman Tuhan bukan karena firman itu keras, melainkan karena hati mereka keras. Saat kita membaca atau mendengarkan firman Tuhan, & firman itu berupa teguran yang keras & tidak sesuai dengan kehendak kita, kita dapat belajar membuka hati serta bersedia menerima & mlakukannya. Jangan sekali-kali kita mengundurkan diri dan kabur dari Yesus.
– SEKERAS APA PUN FIRMAN TUHAN, JANGAN SAMPAI HATI KITA LEBIH KERAS DARI FIRMAN YANG KITA DENGAR. Kiranya kita menjadi seperti tanah yang baik, yaitu “orang yang mendengar firman itu & mengerti, lalu berbuah. Karena firman itu “bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik”.
– Sesudah banyak orang mengundurkan diri, Yesus ingin menguji ke-12 muridNya, apakah mereka juga akan mundur (67). Petrus menegaskan bahwa tidak ada pribadi lain yang lebih mereka percayai selain Yesus, sebab perkataan Yesus adalah perkataan hidup yang kekal (68). Petrus mengenali keunikan Yesus sebagai pribadi yang berasal dari Allah (69).Yesus tahu bahwa pengakuan Petrus bukan datang dari dirinya sendiri, melainkan karena pekerjaan Allah di dalamnya.
– Banyak orang yang kelihatan seperti murid Yesus, tetapi belum tentu merupakan murid sejati. Ukurannya adalah apakah orang tersebut tetap di dalam firman-Nya. Ini juga bisa menjadi alat ukur bagi diri kita sendiri untuk melihat kepengikutan kita akan Tuhan, sudah sungguh-sungguhkah kita hidup di dalam firmanNya? Sanggupkah kita mengikutiNya, bertahan selamanya dan sepanjang masa?