Pembacaan Alkitab Tgl 29 Juni 2019

Matius 3

– Sebagai persiapan menyambut kedatangan Tuhan Yesus, Yohanes Pembaptis mendorong orang Israel bertobat & dibaptis. Yohanes Pembaptis mngingatkan bahwa Allah akan memisahkan mana orang benar & mana orang fasik; mana yang beriman dan mana yang menolak untuk percaya; mana yang menyambut keselamatan dari Tuhan dan mana yang merendahkannya (12).

– Seruan untuk bertobat menjadi inti khotbah Yohanes Pembaptis. Ia mengundang orang banyak agar memberi diri untuk diselamatkan.
– Ketika orang Farisi dan Saduki datang untuk dibaptis sebagai tanda pertobatan, ia malah mengecam mereka dengan keras. Ia mencela cara hidup mereka yang tidak sepadan dengan firman yang selalu mereka pelajari(7).

– Walaupun mereka menuruti Taurat secara ketat, pemaknaan mereka telah melenceng dari kehendak Tuhan. Tak heran, Yesus juga kerap mengecam mereka.

– Menjadi orang Kristen bukanlah sekadar memeluk sebuah agama & menjalani rutinitas ibadah, melainkan bertumbuh menjadi seperti Kristus. Hal itu hanya dapat terjadi jika kita menyerahkan hidup kepadaNya sehingga Dia hidup di dalam kita.

– Perubahan yang dikerjakan Allah di dalam hidup kita pun akan terlihat dari luar melalui buah yang kita hasilkan. Itulah yang Yohanes maksudkan dengan buah pertobatan.
– Marilah kita menjalani hidup selaras dengan kehendak Kristus, agar buah hidup kita dapat dinikmati orang lain.

– Sesungguhnya ada banyak alasan bagi Yohanes untuk membanggakan diri atau menjadi seorang yang ‘besar’. Namun Yohanes tidak melakukan itu, ia tetaplah seorang yang rendah hati. Padahal ia adalah pembuka jalan bagi kedatangan Sang Juruselamat yang sudah dinubuatkan sejak zaman nabi Yesaya (3).

– Yohanes tidak haus pujian atau ingin dihormati, ia tetap menempatkan Yesus sebagai yang utama dan terbesar. Dialah yang patut ditinggikan dan diagungkan, bukan dirinya.

– Yohanes Pembaptis telah memberikan teladan yang luar biasa bagi setiap orang percaya, terlebih lagi bagi para pelayan Tuhan agar bagaimana memiliki hati hamba dan rendah hati.

– Seringkali ketika seseorang sudah dipercaya untuk melayani Tuhan, hatinya mulai berubah. Ia mulai membusungkan dada sehingga dalam hal pelayanan pun pilih-pilih & banyak permintaan, mau melayani asal semua sesuai dengan yang dikehendaki.

– Kita sudah lupa dengan esensi seorang ‘hamba’:  adalah untuk melayani, bukan dilayani & juga taat.

– Kita yang telah menerima keselamatan, marilah kita mengerjakan pelayanan kita dengan rendah hati & mengandalkan pimpinan Roh Kudus yang menyertai kita dalam segala keadaan & juga berdoa bagi mereka yang belum percaya agar telinga mereka dibukakan untuk menyambut kebenaran. Biarlah kita hidup dan melayani hanya agar diperkenan oleh Tuhan & berguna bagi orang banyak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *