– Hari ini kita membaca tentang kisah seorang perempuan Samaria yang dapat disebut sebagai wanita petualang cinta yang selalu haus dan mendambakan kepuasan juga kebahagiaan, sehingga ia selalu berganti-ganti suami. Pada saat bertemu dengan Yesus, hidupnya berubah & ia menemukan air hidup yang memberinya kepuasan & kebahagiaan sejati.
– Kepuasan & kebahagiaan dicari & dikejar oleh setiap orang yang ada di dunia ini. Berbagai cara ditempuh oleh dunia untuk mendapatkannya karena mereka beranggapan bahwa kebahagiaan itu ada di dalam harga benda dan materi, sehingga banyak orang menjadi kikir & egois karena sekedar mengumpulkan harta. Di sisi lain banyak orang rela menceburkan diri ke dalam lembah dosa, berpetualangan mencari cinta & menenggelamkan diri dalam kehidupan gemerlap dunia malam demi mencari kepuasan & kebahagaiaan hidup.
– Beruntung wanita Samaria tersebut bertemu dengan Yesus sumber ‘air hidup’, yang bisa memberikan kepuasan sejati. Dengan caraNya yang luar biasa, Tuhan Yesus menyatakan siapa diriNya dan menegor kesalahan wanita itu. IA juga menunjukkan jalan yang benar untuk mendapatkan kebahagiaan sejati, bukan kepuasan semu seperti yang ditawarkan dunia.
– Ini adalah kabar baik bagi setiap orang yang mendambakan kebahagiaan sejati. Siapa saja yang meminta ‘air hidup’ kepada Tuhan Yesus, maka IA akan memberikannya. Oleh sbab itu, berhentilah mencari dan mengejar kepuasan duniawi, tinggalkan kenajisan & kecemaran!
– Mari kita datang kepada Tuhan Yesus. Dan jika kita mau meminum ‘air hidup’ yang diberikan olehNya, maka kita tidak akan haus lagi, kita akan dipuaskan dan beroleh kelegaan, bahkan ‘air hidup’ itu akan menjadi mata air di dalam diri kita yang terus menerus memancar. Kebahagiaan & kepuasan sejati hanya akan kita dapatkan di dalam Yesus!
– Hati Yesus selalu penuh kasih dan memikirkan kebutuhan orang lain. Berbeda dengan para murid Yesus yang hanya memikirkan makanan, yaitu hal-hal yang bersifat jasmani, sehingga mereka tidak dapat melihat ada sesuatu percakapan & hal berharga yang terjadi antara Yesus & perempuan Samaria. Mereka tidak memahami nilai penting dari peristiwa yang terjadi di sumur itu.
– Hal terpenting bagi Yesus adalah “melakukan kehendak BapaNya yang telah mengutus untuk menyelesaikan pekerjaanNya” (34). Perhatian Yesus bukan hanya terpusat pada kebutuhan jasmani, tapi juga kebutuhan rohani si wanita Samaria yang sangat membutuhkan sesuatu yang hanya dapat diberikan oleh Yesus sendiri.
– Perhatian kita kadang begitu mudah tersita oleh berbagai kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi. Namun Yesus mengajak kita untuk melihat jauh melampaui kebutuhan kita akan makanan jasmani & membuka mata kita untuk melihat jiwa-jiwa yang sedang mencari jawaban atas kebutuhan mereka yang terdalam.
– Bergabunglah dengan Yesus dan izinkan Dia memakai kita untuk menceritakan kepada orang lain tentang makanan rohani yang hanya bisa diberikan oleh Dia sendiri. Biarlah kita mempunyai belas-kasihan & kerinduan untuk memuaskan kebutuhan orang lain di sekitar kita.
– Seorang pegawai istana di Kapernaum menemui Yesus karena anaknya sekarat. Ia mengetahui kuasa Yesus untuk melakukan mukjizat (46). Ia meminta Yesus datang ke rumahnya untuk menyembuhkan anaknya(47). Namun Yesus tidak melakukan apa yang diinginkannya. IA hanya berkata bahwa anaknya masih hidup. Tanpa rasa ragu sedikit pun si pegawai istana pulang (50) & yakin bahwa Yesus berkuasa dan perkataanNya bisa dipercaya.
– Ia mau beriman walau tanpa bukti nyata. Benar saja, di tengah jalan para hamba yang menyusulnya memberitahukan dan juga mengkonfirmasi mengenai waktu kesembuhan anaknya, meneguhkan keyakinannya bahwa perkataan Yesus sungguh berkuasa, bahkan dari jarak jauh pun Yesus sanggup menyembuhkan anaknya. Tak heran bila kemudian seisi rumahnya menjadi percaya (52-53).
– Beriman tanpa bukti nyata memang tidak mudah dan kadang disebut tidak masuk akal. Namun apalah artinya iman bila harus mengandalkan bukti nyata. Maka landaskanlah iman kita hanya pada firman dan kuasa Tuhan Yesus!