– Nabi Zakharia mendapat penglihatan seorang yang menunggangi kuda merah yang sedang berdiri di antara pohon-pohon murad yang berada di dalam jurang (8). Pohon murad adalah tanaman semak belukar yang selalu berdaun hijau di sepanjang tahun. Pohon ini lambang kesuburan, kedamaian, dan pembaruan. Pohon ini adalah gambaran mengenai kondisi yang akan datang. Keadaan ketika umat Tuhan diperbarui.
– Penunggang kuda tadi adalah utusan Tuhan untuk menjelajahi bumi (10) yang harus melaporkan tentang kondisi bumi apakah tenang & aman (11).
– Akan tetapi, Tuhan sangat marah kepada bangsa-bangsa yang merasa dirinya aman (15). Walau begitu, itu tidak berarti rasa sayang-Nya hilang. Dia berjanji akan kembali kepada umat-Nya dan mendirikan rumah-Nya di Yerusalem (16). Artinya, pembaruan umat Tuhan terjadi melalui pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem. Kehadiran Bait Allah diharapkan menjadi sarana bagi umat agar tekun beribadah, sehingga mereka akan setia kepada Tuhan. Dengan begitu, mereka akan menjalani keseharian seturut dengan kehendak-Nya, sehingga terwujudlah kota dan masyarakat yang hidup dengan kebajikan.
– Bagaimana dengan ibadah kita? Adakah pembaruan terjadi melalui ibadah itu? Adakah hidup kita berlimpah dengan kebajikan, sehingga orang-orang di lingkungan sekitar kita juga ikut merasakannya? Mari kita wujudkan ibadah yang menghasilkan kebajikan.
– Dalam penglihatan lain, Nabi Zakharia melihat ada empat tanduk (18) & juga empat orang tukang besi (20). Malaikat mengatakan bahwa merekalah yang akan mengalahkan 4 tanduk tadi (21). Artinya ada empat kerajaan yang akan mengalahkan umat Tuhan sehingga mereka tidak lagi memiliki kekuasaan, apalagi kekuatan yang kekal.
– Penglihatan ini menjadi dasar pengharapan bagi umat Tuhan. Mereka memang telah dikalahkan oleh kerajaan lain. Namun, bukan berarti kerajaan itu sudah mengalahkan kekuatan Tuhan atau memiliki kekuasaan melebihi Allah. Justru, penglihatan ini menunjukkan kekuasaan Tuhan mengatasi segala kuasa yang ada di bumi.Orang bisa merasa aman dengan kekuasaannya. Mereka bisa juga menyalahgunakannya. Namun, setiap orang harus sadar bahwa kekuasaan itu sementara. Kuasa manusia tidak kekal, tetapi kuasa Tuhanlah yang abadi di atas segalanya.
– Sebaliknya, ketika sedang berada di bawah kekuasaan orang lain dan merasakan ketidakadilan, kita bisa meyakini akan tiba waktunya kelaliman itu akan dihancurkan. Tuhan akan menunjukkan kekuasaan-Nya yang mengatasi segala kuasa manusia.
– Malaikat menyerukan bahwa Yerusalem akan tetap seperti padang terbuka karena banyaknya manusia dan hewan di sana (4). Ini gambaran betapa Yerusalem terbuka begitu luas, sehingga manusia tidak akan sanggup membangun tembok untuk mengitarinya. Dengan kata lain, tali pengukur itu juga sudah tidak mampu lagi untuk mengukur seluruh Yerusalem. Tali ukur itu pun tidak mampu lagi menghitung luas Bait Allah yang sedang dibangun.
– Tuhan ingin mengatakan bahwa segala reka daya manusia bukanlah perlindungan yang kokoh. Apakah itu tembok yang rapat atau benteng yang kokoh, semua itu tidak sebanding dengan penjagaan Tuhan. Kita harus bergantung kepada Dia yang menjadi tembok berapi di sekeliling orang-orang kesayanganNya. Hanya di dalam Tuhan manusia menemukan perlindungan sejati.
– Zakharia menyerukan agar umat bertobat, membangun kembali bait Allah, & hati mereka pun akan diperbarui untuk mengasihi Allah yang sejati. Semua itu karena Allah sangat mengasihi umat-Nya; mereka adalah seperti biji mata-Nya sendiri.
– Seperti mata kita begitu berharga dan rapuh sehingga perlu dilindungi, demikianlah Tuhan ingin mengasihi dan melindungi umatNya. Dengan menjaga kita selalu dekat dengan hati-Nya.
– Tempatkanlah Tuhan sebagai pelindung utama kita. Tuhan yang berdiam di antara kita telah mencurahkan kasih-Nya kepada kita. Kita adalah biji mata Allah dan kekasih hatiNya.