Pembacaan Alkitab Tgl 7 Agustus 2019

Matius 18:1-11

– Ketika murid-murid Yesus bertanya kepadaNya mengenai siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga, mereka mungkin berpikir, itu adalah salah satu dari mereka. Mungkin yang paling rajin melayani, paling taat, selalu ikut kemanapun Tuhan Yesus pergi, tidak pernah melawan dan sebagainya. Tapi uniknya, Yesus justru memanggil seorang anak kecil yang kebetulan lewat disana lalu menempatkan anak itu di antara para muridNya & berkata barangsiapa ingin menjadi yang terbesar, ia harus merendahkan diri seperti anak yang kecil ini (3-4), bahwa siapapun yang menyambut anak yang polos & lugu dalam namaNya, itu akan sama artinya dengan menyambut atau menerima Yesus (5).

– Kita bisa melihat bahwa kepolosan, kejujuran dan kerendahan hati anak-anak kecil mendapat penghargaan yang sangat tinggi dari Tuhan. Ada solusi, pemeliharaan & perlindungan atau proteksi dari Tuhan, sekaligus dikatakan sebagai yang terbesar dan menjadi yang empunya Kerajaan Surga.

– Anak-anak kecil yang lugu biasa tidak dipandang/dianggap oleh dunia, tetapi di mata Tuhan mereka sungguh sangat berharga. Cara mereka melihat hidup sangat polos, mereka tidak pintar merangkai kata-kata puitis yang indah dalam berdoa, tetapi mereka akan menyampaikannya dengan sederhana & jujur.

– Karena itu kita jangan meremehkan anak-anak ini. Dan kita pun jangan pula merendahkan atau menghina orang-orang yang bisa hidup dengan mengadopsi kejujuran / keluguan anak-anak dalam berhubungan dengan Tuhan, apalagi kalau sampai menyesatkan mereka, karena itu artinya kita sedang meminta Tuhan untuk menghukum kita seberat-beratnya.

– Yesus menyuruh kita hati-hati supaya tidak menyesat­kan orang lain (6-7), dan juga tidak menyesatkan diri sendiri / membiarkan diri sendiri tersesat. Kita memang harus punya keseimbangan antara perhatian kepada orang lain dan perha­tian kepada diri sendiri! Berhati-hatilah dengan dosa!

– Ada banyak orang yang sibuk mengurusi perihal & kerohanian orang lain, sibuk mengkritik & menggosipi orang lain, tetapi ia sendiri mengabaikan dosa & kerohaniannya sendiri. Sebaliknya ada juga orang yang hanya sibuk mengurusi kerohaniannya sendiri, tetapi tidak mempedulikan orang lain dan tidak mau melayani orang lain. Mari kita instropeksi, termasuk dalam salah satu dari golongan manakah kita? Bertobatlah dan lakukan kedua-duanya dengan seimbang!

– Keluguan anak kecil memang bisa membuat mereka polos dalam memandang hidup. Mereka dengan yakin bisa memasang cita-cita setinggi langit tanpa harus dipengaruhi oleh logika-logika yang biasanya dimiliki orang dewasa mengenai mungkin & tidaknya hal itu terjadi. Kepolosan mereka dalam berdoa pun bisa membuat kita tersenyum. Bagi sebagian orang mungkin terlihat lucu karena mereka belum tahu bagaimana sulitnya hidup ketika mereka dewasa nanti, tapi sebenarnya, justru bentuk keluguan anak-anak inilah menurut Yesus yang seharusnya bisa kita teladani.

– Kita harus belajar dari mereka yang belum terkontaminasi berbagai keraguan lewat logika dan pikiran manusiawi yang seringkali justru merupakan penghalang utama kita dalam berdoa, berkarya & mencapai keberhasilan.

– Kepolosan / keluguan anak kecil bisa menginspirasi kita untuk membangun hubungan yang baik & murni dengan Tuhan. Belajarlah dari kepolosan anak-anak kecil & jadilah yang terbesar di Kerajaan Surga!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *