Pembacaan Alkitab Tgl 14 Agustus 2019

Yohanes 9:13-41

– Dari tindakan Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta pada hari Sabat, kita dapat belajar 3 respon yang diberikan oleh berbagai kelompok mengenai mukjizat ini.

– Pertama, respon orang-orang Farisi. Sebagian mereka menganggap Tuhan Yesus sebagai orang berdosa karena melanggar peraturan hari Sabat yang melarang orang bekerja pada hari itu. Sebagian lainnya mempertanyakan bagaimana mungkin orang berdosa menyembuhkan dengan mukjizat (16). Akhirnya, mereka berupaya membuktikan bahwa tidak pernah terjadi mukjizat seperti itu (18).

– Kedua, respons orang tua dari orang yang mengalami anugerah Allah. Mereka takut dikucilkan oleh para pemimpin agama Yahudi sehingga orang tua dari orang yang disembuhkan itu mengelakkan diri menjadi saksi perkara mukjizat yang terjadi pada anak mereka (20-23). Sayang sekali, kesaksian yang indah ini ditenggelamkan oleh kepentingan & sikap mencari aman sendiri. Orang-orang ini telah melihat mukjizat Tuhan, tetapi mereka menolak mengakuinya.

– Ketiga, respons orang yang disembuhkan matanya. Ia menyatakan bahwa Tuhan Yesus pasti seorang nabi yang datang dari Allah (17). Inilah respons dari orang yang sudah mengalami anugerah Allah. Hanya orang yang sudah mengalami anugerah Allah bisa merespons dengan tepat kebaikan Allah tersebut.

– Oleh karena itu, kita yang sudah mengalami anugerah Allah, harus menjadi saksi-saksi Tuhan Yesus, bahwa Dia adalah Juruselamat dan Mesias yang diutus Allah untuk menyelamatkan umat manusia dari kebutaan rohani yang membinasakan. Maukah kita dipakai menjadi saksi-saksiNya?

– Banyak orang yang matanya sehat secara fisik, tetapi buta secara rohani sehingga tidak dapat melihat keajaiban karya-karya Tuhan di sekitar mereka. Inilah yang dialami juga oleh beberapa orang Farisi ketika berhadapan dengan orang yang buta sejak kecil yang disembuhkan oleh Yesus (15, 25, 30). Dialog di antara mereka akan menunjukkan siapa sebenarnya yang buta dan siapa yang dapat melihat.

– Para pemimpin agama tidak mau percaya bahwa orang itu tadinya buta dan Yesus telah menyembuhkan dia. Mereka sebaliknya menuduh Yesus sebagai pelanggar hari Sabat (16) & orang berdosa (24).

– Berbeda dengan para pemuka agama, orang buta itu tentu lebih sedikit pengetahuannya tentang Kitab Suci. Namun ia tahu betul bahwa perubahan ajaib telah terjadi atas dirinya (25). Ia juga tahu & berani bersaksi bahwa Yesus berasal dari Allah dan melakukan kehendak-Nya (30-33).

– Kesaksian ini menyebabkan dia dikucilkan. Meski demikian, Yesus menyambut dia dan menawarkan keselamatan agar ia mengalami kesembuhan fisik maupun kesembuhan rohani. Bukan hanya mengenal Yesus sebagai seorang nabi (17), tetapi percaya Dia sebagai Anak Manusia (35-38). Ini kontras dengan orang Farisi yang buta secara rohani sehingga akan binasa dalam dosa mereka.

– Kebenaran dan karya Allah yang ajaib telah dinyatakan melalui orang buta itu. Bagaimana respons kita? Kita yang percaya pasti pernah mengalami keajaiban Tuhan terjadi di dalam hidup kita. Sudahkah kita menyaksikannya kepada orang lain? Dunia mungkin menolak kita karena iman & Injil, tetapi Tuhan selalu menyertai kita jika kita tetap berjalan di dalam kebenaran & akan memberi kekuatan untuk menghadapi apapun yang jahat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *