– Tuhan Yesus berkata kepada para muridNya bahwa alasan sukacita terbesar yang harus dimiliki oleh seseorang adalah karena namanya terdaftar di surga. Itulah yang terutama, karena itulah yang menentukan apakah seseorang akan mengalami hidup kekal atau binasa kekal kelak.
– Yesus pribadi brsukacita karena keselamatan manusia, karena Allah Bapa berkenan menyatakan dan menganugerahkan keselamatan itu kepada orang-orang yang Dia pilih.
– Kedaulatan Allah nyata dalam keselamatan manusia, karena orang-orang yang semula diharapkan dapat mengenali Yesus sebagai Mesias, ternyata tidak dapat. Padahal mereka adalah orang-orang yang mempelajari dan memahami Taurat, yaitu orang-orang yang diakui sebagai orang bijak dan orang pandai (21). Sementara yang dianggap sebagai orang kecil, yaitu orang-orang yang tidak terdidik dalam hal keagamaan, justru menyambut Sang Mesias. Bapa sendiri juga bersuka karena keselamatan manusia yang terjadi melalui Kristus.
– Melalui ucapan syukur Tuhan Yesus kita belajar tentang betapa pentingnya keselamatan manusia dalam rancangan karya Allah bagi manusia. Betapa berharganya manusia di mata Allah sehingga Bapa bersedia mengurbankan Anak-Nya & Anak bersedia mengurbankan diri-Nya karena kehendak Bapa.
– Sudahkah kita menyadari betapa mahalnya harga yang harus dibayar Bapa & Anak demi keselamatan kita? Sudahkah kita menghargai keselamatan itu dengan menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah sama seperti Tuhan Yesus telah menyerahkan diriNya secara utuh karena kita?
– Melalui perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati yang diceritakan Yesus, kita dapat belajar 3 hal bagaimana kita harus mengasihi sesama kita.
1.) Kasih yang tidak dibatasi oleh etnis, status sosial, agama dan lain-lain. Meskipun orang yang ditolong bukanlah orang sebangsanya tetapi orang Samaria tersebut tidak ragu-ragu untuk menolong orang yang telah dirampok oleh para penyamun.
2.) Kasih yang tidak mencari untung. Kasih yang umumnya dimiliki bangsa Yahudi adalah kasih yang saling menguntungkan. Jika seseorang tidak memberikan mereka keuntungan maka hukum saling mengasihi tidak berlaku dalam kehidupan mereka. Tetapi tidak dengan orang Samaria, dia rela menolong meskipun harus dirugikan.
3.) Kasih yang mau menanggung segala resiko. Ketika orang Samaria itu menolong seorang Yahudi, dia tahu akan ada resiko yang dihadapi tetapi dia tidak mempedulikan hal tersebut. Berbeda dengan imam dan orang lewi yang takut dicela dan dirugikan.
– Setiap kita sudah menerima kasih karunia, oleh sebab itu bagian kita adalah mengasihi Allah dan sesama manusia. Mengasihi Allah & sesama, bukan hanya teori tetapi harus dipraktekkan.
– Kasih itu harus tulus, lemah lembut, murah hati dan sabar yang dilakukan dengan praktek seumur hidup, kasih yang tidak mencari keuntungan pribadi serta tidak mengharapkan balasan dari orang lain. Kasih yang seperti kasih Tuhan Yesus kita yang rela berkorban demi orang lain.