Pembacaan Alkitab Tgl 24 Agustus 2019

Lukas 16

– Yesus menceritakan sebuah perumpamaan kepada murid-murid-Nya tentang seorang bendahara yang telah menyalahgunakan kepercayaan tuannya, sebagai ganjaran, ia terancam pemecatan (1-2). Namun, ia tidak hilang akal. Dengan kecerdikannya, ia menggunakan uang tuannya untuk menjalin persahabatan yang akan membawa keuntungan baginya di masa mendatang (3-7). Bendahara yang tidak jujur itu memperhitungkan sisa hari yang masih dia miliki, di mana dia masih memiliki otoritas atas uang tuannya. Lalu ia memakai uang tuannya untuk menjalin persahabatan dengan orang-orang yang berhutang kepada tuannya, untuk kepentingan dirinya kelak.

– Murid-murid Tuhan pun perlu bertindak serupa, tetapi tak sama. Yesus ingin mengajarkan bahwa kita perlu menjalin persahabatan untuk kepentingan masa datang, tetapi dengan cara yang berbeda (9). Kata kunci bagi para murid bukanlah cerdik, melainkan setia (10).

– Kita bukanlah bendahara yang tidak jujur, melainkan penatalayan yang setia. Apa yang ada pada kita merupakan pemberian Tuhan yang dipercayakan kepada kita. Hidup kita ini hanya sementara, karena itu hendaknya kita memanfaatkan uang bagi kepentingan orang lain juga. Adakah yang lebih penting bagi orang selain keselamatan jiwanya? Maka kita perlu menjalin persahabatan dengan orang-orang yang akan menemui kita di surga dengan rasa syukur. Caranya dengan menggunakan uang kita bagi upaya perbuatan kasih & pemberitaan Injil agar orang-orang yang mendengar pemberitaan itu & melihat tindakan kasih kita menjadi percaya kepada Kristus.

– Yesus mengecam para Ahli Taurat, Pemimpin Agama & Orang Farisi yang mencemoohkan DIA & selalu merasa diri lebih baik dibandingkan sesamanya (14-18). Mereka mengira dengan mempelajari Hukum Taurat & kitab nabi-nabi mereka akan masuk surga karena hal-hal itu. Maka Yesus membuka mata mereka melalui perumpamaan orang kaya & Lazarus.

– Si orang kaya hidup hanya bagi kesenangannya sendiri dan di dalam kesementaraan waktu. IA tampaknya hidup tanpa memiliki perspektif kekekalan, mengenai adanya kehidupan setelah kematian. Seharusnya, ia bisa memanfaatkan mamon, yaitu uang yang dia miliki, untuk menjalin persahabatan yang membuat dia diterima di surga (9). Padahal kesempatan untuk itu ada setiap hari karena ia melewati Lazarus saat keluar masuk rumahnya. Sayang, si orang kaya tidak memanfaatkan hartanya untuk melayani orang yang membutuhkan. Ini adalah bukti nyata bahwa imannya hanya sebatas pengakuan di bibir saja. Ia tidak menunjukkan pertobatan dari pementingan diri sendiri.

– Seperti yang Yesus katakan sebelumnya, manusia tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Ketika Allah menjadi Tuan kita, maka harta akan kita gunakan untuk melayani Dia. Namun ketika harta menjadi tuan kita, Allah hanya akan kita manfaatkan untuk membuat kita kaya, dengan segala doa & persembahan kita. Maka pilihlah: hartakah yang menjadi tuan kita atau Tuhan yang menjadi harta kita?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *