Pembacaan Alkitab Tgl 25 Agustus 2019

Lukas 17

– Menurut Tuhan Yesus, ganjaran yang tepat bagi si penyesat adalah ditenggelamkan ke laut dengan leher yang diikatkan batu kilangan (2). Ganjaran berat ini memperlihatkan betapa seriusnya bahaya penyesatan. Lalu Yesus menginstruksikan bagaimana berelasi dengan orang yang bersalah, yaitu menegur & mengampuni(3-4), meski orang itu sudah berbuat dosa berulang kali. Ini tentu bukan perkara mudah.

– Menegur adalah langkah pertama dari proses pemulihan. Tentu bukan berarti bahwa kita harus jadi hakim yang menegur setiap kesalahan, yang kecil & sepele sekalipun. Dalam hal ini, yang berlaku adalah sikap sabar & lemah lembut.

– Para murid tampaknya merasa sulit untuk mengikuti instruksi Yesus. Mereka membutuhkan kekuatan dari Tuhan untuk memampukan mereka. Itu sebabnya, mereka bertanya tentang bagaimana menambahkan iman. Namun masalahnya bukan terletak pada banyaknya iman, karena dengan iman sebesar biji sesawi pun orang dapat melakukan hal-hal besar (5-6).

– Lalu Yesus memberi gambaran tentang budak yang harus menaati tuannya, tanpa perlu merasa bahwa ketaatannya harus dihargai (7-10). Sang tuan punya hak untuk ditaati & tidak punya kewajiban untuk berterima kasih atas hal itu. Begitu juga, murid yang menaati Kristus dalam hal mengampuni tidak perlu merasa diri hebat. Sebagaimana Allah telah mengampuni kita karena kita mengakui kesalahan kita & kemudian bertobat, demikian pula hendaknya kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Jadi pengampunan tidak membutuhkan iman yang lebih besar melainkan ketaatan terhadap firman Allah.

– Ada 10 orang kusta yang disembuhkan Tuhan Yesus. Seharusnya respons mereka setelah tahu bahwa mereka sembuh adalah berterima kasih kepada Yesus. Tetapi hanya satu dari antara 10 orang itu yang kembali kepada Yesus untuk berterima kasih & memuliakan Allah dengan bersorak-sorak (15-16).

– Adanya keterangan bahwa 1 orang yang kembali itu adalah orang Samaria menunjukkan bahwa 9 orang yang lain adalah orang Yahudi. Ke-9 orang Yahudi itu memang menaati Allah & disembuhkan juga, tetapi mereka tidak pernah sungguh-sungguh mengenal siapa Yesus sesungguhnya. Mereka memang menerima anugerah Allah, tetapi tidak merespons anugerah itu di dalam iman, pujian & penyembahan. Secara fisik, mereka telah disembuhkan, tetapi tidak demikian dengan kerohanian mereka.

– Berterima kasih atau bersyukur, memuji, dan menyembah Allah memang seharusnya menjadi respons setiap kita, orang-orang yang telah menerima kasih karunia Allah. Namun, adakah syukur, pujian & penyembahan kepada Allah mengisi hati kita tiap-tiap hari? Bila belum, mulailah hari ini.

– Melalui jawaban Yesus terhadap pertanyaan orang Farisi (20), kita belajar bahwa orang tidak dapat mengenali kedatangan Kerajaan Allah, terutama karena orang itu sudah memiliki pemikiran sendiri tentang Raja atau Kerajaan Allah yang tidak sesuai dengan firman Allah. Sebab itu, ketika Yesus tidak memenuhi harapan mereka, IA ditolak & disalibkan(25). Orang Farisi tidak dapat melihat Kerajaan Allah di dalam diri Yesus, meskipun IA ada di tengah-tengah mereka & selalu memberitakan Kerajaan Allah.

– Keinginan yang terlalu besar untuk melihat kedatangan Yesus kembali bisa membuat murid-murid mengejar mesias-mesias palsu yang diberitakan muncul di mana-mana (22-23). Ini bisa menyesatkan. Namun, tidak peduli pada kedatangan Yesus bukan sikap yang tepat juga. Terlalu sibuk dengan pekerjaan atau kegiatan sehari-hari dapat memadamkan pengharapan dan kerinduan kita akan kedatangan Kristus yang kedua kali (26-31).
– Akibatnya, kedatangan Kristus yang kedua kali bisa begitu mengejutkan. Di samping itu, bisa membuat orang tidak berjaga-jaga. Yesus berulang kali mendorong murid-muridNya untuk setia & tekun sampai IA datang kembali.

– Sampai saat ini pun kedatangan Kerajaan Allah masih menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan, bahkan diramalkan. Namun kiranya bukan hanya dibicarakan saja. Marilah kita memusatkan perhatian & karya kita agar kita kedapatan setia melakukan tugas yang Dia percayakan kepada kita, yaitu menjadikan bangsa-bangsa sebagai murid-murid Tuhan.

– Maka seharusnya, bukan kita yang mengejar-ngejar orang-orang yang mengakui dirinya sebagai mesias. Justru kitalah yang seharusnya membawa orang-orang untuk datang & beriman kepada Yesus, Sang Mesias sejati. Karena ketika hari itu tiba, tidak ada waktu lagi bagi mereka untuk bertobat. Maka, jangan tunda! Segera lakukan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *